Apakah Isa Al-Masih Mati Di Kayu Salib??

Dengan adanya stasiun televisi “PeaceTV” yang disponsori para Wahabi, ajaran Ahmed Deedat dan Zakir Naik baru-baru ini menyebar dengan cepat di seluruh negri India. Stasiun TV tersebut memiliki banyak program yang mengajarkan hal-hal yang baik-seperti kerendahan hati, takut akan Tuhan, dan membaca kitab suci. Namun, program ini juga menyebarkan beberapa gagasan salah dari Qadiani dan Wahabi yang tidak tepat dalam menampilkan apa yang diajarkan Alkitab.

Misalnya, Zakir Naik dan Ahmad Deedat menyebarkan teori Qadiani tentang kematian Isa Al-Masih yang disebut “teori pingsan” yang pertama kali dikemukakan oleh ateis Barat dan kemudian diperkenalkan kepada umat Muslim oleh Qadiani. Teori ini dicemooh oleh hampir semua ulama, bahkan para pengkritik kekristenan, dan itu telah mengaburkan kebenaran Alkitab.

Dalam buku ini, kita akan mencoba untuk melihat apa yang Al-Qur’an, Injil, dan sejarah benar-benar katakan tentang pertanyaan penting ini: Apakah Isa Al-Masih disalibkan? Kita akan berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut dalam urutan berikut:

1. Apakah Al-Qur’an yang menyangkal bahwa Isa Al-Masih mati?
2. Mungkinkah Teori Pingsan Qadiani benar?
3. Apakah Injil benar-benar mengatakan bahwa Isa Al-Masih disalibkan?
4. Apakah penyaliban sesuai dengan Taurat & Zabur?
5. Apakah argumen Zakir Naikbenar?
6. Apa yang dikatakan bukti sejarah?

Garis besar:

BAGIAN I: Apa yang Islam dan Al-Qur’an katakan?
Pandangan Islam Tentang Kematian Isa Al-Masih
Apakah Al-Qur’an Sungguh-Sungguh Menyangkal penyaliban Isa Al-Masih?
Teori Pingsan

BAGIAN II: Apa yang Injil Katakan?
Dua belas Laporan Tak terbantahkan dalam Injil bahwa Isa Al-Masih Meninggal
Keberanian Tertandingi Naik

BAGIAN III: Apa yang Taurat & Zabur katakan?
Penyaliban Diramalkan dalam Taurat dan Zabur
Penebusan dan Pengorbanan
Pengorbanan Terakhir
Kematian Isa Al-Masih Diramalkan dalam Alkitab
Isa Al-Masih telah menubuatkan Kematian-Nya

BAGIAN IV: Zakir Naik Terbukti Salah
Para Murid Isa Al-Masih Menyaksikan Penyaliban
Tubuh yang dibangkitkan
Tanda # 1: Bait Tuhan Hancur
Tanda # 2: Tanda Nabi Yunus
Catatan Sejarah

Kesimpulan


 

BAGIAN I

APA YANG AL-QUR’AN
DAN ISLAM KATAKAN?

 

Pandangan Islam tentang Kematian Isa Al-Masih

Zakir Naik mencoba untuk membuat tampak bahwa Islam dan Al-Qur’an dengan suara bulat menolak penyaliban Isa, tapi ini sama sekali tidak benar. Penafsiran Naik sebenarnya hanyalah sebuah teori yang tidak terpercaya yang dikemukakan oleh ateis Barat dan diperkenalkan ke Islam oleh sekte sesat Qadiani. Banyak orang Muslim saat ini mengira bahwa Islam mengajarkan bahwa Isa Al-Masih tidak mati melainkan langsung diangkat secara fisik ke surga. Sebenarnya, para mufassirūn utama (penafsir Islam) seperti al-Tabari dan al-Razi membantah hal ini, mereka mengatakan bahwa kematian Isa Al-Masih secara fisik sebenarnya adalah salah satu tafsir yang selaras dengan Al-Qur’an:

“(Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku…”” (Sura Al-‘Imran 3:55)

Penafsir Muslim awal-awal Al-Tabari mengatakan ayat ini bisa memiliki 4 arti, salah satunya adalah bahwa Isa Al-Masih benar-benar mati. Dia menulis:

“‘Meninggal’ (wafat) mberarti kematian yang sungguh, secara harafiah, yaitu,” Aku menyebabkan engkau mati secara harfiah.'”1

Dia melanjutkan dengan menunjukan hadits yang mendukung penafsiran semacam itu. Tabari sendiri berpikir teori penggantian adalah teori yang paling mungkin, yaitu yang mengatakan bahwa orang lain yang tidak bersalah dan tampak seperti Isa Al-Masih terbunuh di kayu salib sebagai ganti Isa Al-Masih. Penafsir terkenal Fakhruddin Razi juga mengakui bahwa kematian fisik Isa Al-Masih secara harafiah adalah tafsir yang benar.2 Namun, Razi membantah teori penggantian Tabari karena enam alasan (lihat halaman 8), dan teori ini tidak lagi dianggap. Ulama Muslim Dr Kamel Hussein menulis:

Gagasan penggantian Kristus adalah cara yang sangat kasar dalam menjelaskan teks Al-qur’an. Teori ini menimbulkan banyak pertanyaan. Sekarang ini tidak ada Muslim yang berbudaya percaya teori ini.3

Dr. Mahmoud Ayoub menulis:

Teori penggantian tidak tepat, apapun bentuk atau tujuannya … teori ini mengolok-olok keadilan ilahi dan perjanjian Tuhan dengan manusia sejak dulu.4

Jadi apa yang kita lihat adalah bahwa tidak ada satu pandangan utama dalam Islam tentang kematian Isa Al-Masih. Para ulama Muslim awal-awal mengakui bahwa kematian Isa Al-Masih secara harafiah adalah satu cerita Al-qur’an yang sangat mungkin, tetapi teori kesukaan mereka sendiri tentang penyaliban (teori penggantian) diakui oleh mereka sendiri penuh dengan ketidakmungkinan dan telah ditolak oleh para sarjana Muslim karena dianggap mustahil.

 

Apakah Al-Qur’an Sungguh-Sungguh menyangkali penyaliban Isa Al-Masih?

Sebenarnya hanya ada satu pun ayat dalam seluruh Al-Qur’an yang digunakan para pengkritik untuk menyangkal penyaliban Isa Al-Masih:

‘karena ucapan mereka, “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.'” -Surat An-Nisa 4:157

Tabari dan Razi gagal untuk mengerti adalah bahwa ayat di atas sebenarnya tidak menyangkal penyaliban, melainkan menyangkal bahwa orang-orang Yahudilah (ayat 153) yang melakukan penyaliban seperti yang mereka bualkan dengan bangga. Orang-orang Yahudi yang tidak beriman dan sombong ini “mengira” bahwa mereka telah mengalahkan dan membunuh Isa Al-Masih, tetapi Al-Qur’an meluruskan catatan sejarah. Orang-orang Yahudi pada zaman Isa Al-Masih benar-benar lemah dan tertindas dan tidak mampu menghukum orang sampai mati — jadi sebenarnya orang Romawilah yang telah menyalibkan Isa Al-Masih.

Hal ini pada kenyataannya adalah apa yang diajarkan Injil tentang masalah tersebut. Memang orang-orang Yahudilah yang menghasut dengan tuduhan palsu terhadap Isa Al-Masih. Namun, Palestina berada di bawah kekuasaan Romawi pada waktu itu dan mereka tidak memiliki wewenang untuk menyentuh Isa Al-Masih. Jika mereka akan membunuhnya sesuai dengan syariah Taurat, mereka akan merajam dia sampai mati, bukannya ‘mengangkatnya’ (di kayu salib) seperti dinubuatkan para nabi tentang Al-Masih. Isa Al-Masih sendiri bahkan meramalkan sebelumnya bahwa ia akan dibunuh bukan oleh orang-orang Yahudi tetapi oleh orang Romawi (Matius 20:19). Tabari dan Razi, yang tidak memiliki jalur langsung ke catatan sejarah dalam Injil, tidak akan tahu tentang penjelasan ini.

Tetapi pada tingkat yang lebih dalam, sebenarnya bukan orang-orang Yahudi maupun Romawi yang membunuh Isa Al-Masih, tapi itu semua rencana Tuhan. Kita melihat gambaran yang sangat baik tentang ini dalam Surat Anfal yang mengatakan:

“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allahlah yang melempar.” (Surat Anfal 8:15)

Ayat ini menggambarkan tanggapan dari pejuang Muslim untuk kemenangan mereka di Perang Badar. Mereka membual dan berbangga dalam apa yang mereka anggap sebagai keberhasilan mereka sampai ayat ini menyadarkan mereka dari kesalahan mereka. Ayat ini mengingatkan kesalahan mereka yang membual dengan bodohnya dan memerintahkan mereka untuk mengakui bahwa Tuhanlah yang membuat semua itu terjadi pada saat itu. Mereka hanya alat yang digunakan Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya.

Dengan cara yang sama, dalam Surat An-Nisa ayat 157, Tuhan mengatakan kepada orang Yahudi bahwa bualan mereka benar-benar tidak berdasar dan salah besar. Mereka tidak membunuh Al-Masih seperti yang mereka begitu banggakan. Ayat ini bukanlah bertujuan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya juga terjadi pada diri Al-Masih. Namun, seperti yang kita tahu dari kitab-kitab sebelumnya, orang-orang Romawilah yang sebenarnya membunuhnya, meskipun adalah rencana Tuhan yang membuat itu semua terjadi.

Mungkin alasan terbesar yang tidak dapat diterima oleh banyak orang tentang penyaliban Isa Al-Masih adalah bahwa hal itu tampak sebagai suatu kekalahan yang memalukan bagi jalan Tuhan. Namun, Al-Qur’an benar-benar mengajarkan bahwa sering kali orang jahat di masa lampau ” membunuh para nabi ” (2:61; 2:91, 3:21; 3:112, dll.). Isa Al-Masih sendiri telah terlebih dahulu menyadari kematiannya yang segera ketika dia mengatakan:

“Sang Bapa mengasihi Aku, karena Aku menyerahkan nyawa-Ku untuk mengambilnya kembali. Tak seorang pun mengambilnya dari Aku, melainkan Aku menyerahkannya atas kehendak-Ku sendiri. Aku memiliki wewenang untuk menyerahkannya, dan juga wewenang untuk mengambilnya kembali. Perintah ini Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yahya 10:17-18)

Karena kebangkitan Isa Al-Masih, kematiannya adalah kemenangan yang nyata, karena dia “bangkit” kembali dari kematian oleh kuasa Tuhan dan disaksikan oleh setidaknya lima ratus orang di Yerusalem (1 Korintus 15:6). Memang, kata-kata tenang Isa Al-Masih dalam Surat Maryam 33 tampaknya menunjuk pada kematian yang disengaja dan kebangkitan Isa Al-Masih:

“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”! (Qs 19:33)

 

Teori Pingsan

Zakir Naik dan Ahmad Deedat baru-baru ini mengenalkan kepada umat Islam teori Qadiani megenai kematian Isa Al-Masih yang disebut “teori pingsan” yang pertama kali dikemukakan oleh ateis Barat dan kemudian diperkenalkan kepada kaum Muslim oleh Qadiani. Teori ini dicemooh oleh hampir semua cendikiawan, bahkan pengkritik kekristenan, dan telah mengaburkan kebenaran Alkitab.

Penting bagi kita untuk mengetahui sedikit latar belakang “teori pingsan” ini. Teori ini pertama kali diusulkan oleh sarjana Eropa Bahrdt dan Venturini baru dua ratus tahun yang lalu, hampir 1800 tahun setelah zaman Isa Al-Masih. Pandangan ini banyak ditolak oleh para ahli non-Kristen karena seorang teolog rasionalis abad ke-19, David Strauss, memberikan teori itu pukulan pamungkas. Dia menulis:

“Tidak mungkin bahwa seorang yang lemah, sakit, hampir mati dan membutuhkan perawatan medis, yang keluar dari kubur mengendap-endap… bisa memberikan kepada para murid kesan bahwa ia telah menaklukan kematian dan kubur, sang Pangeran kehidupan: kesan yang menjadi dasar penginjilan mereka di kemudian hari.”5

Strauss sendiri adalah lawan kekristenan, tapi ia mengakui bahwa teori ini sangat konyol dan lemah. Saat ini hampir tidak ada cendikiawan Barat percaya teori ini.

Namun, seratus tahun yang lalu, Mirza Ghulam Ahmad, pendiri sekte Islam Ahmadiyah, memperkenalkan teori pingsan Venturini kepada dunia Muslim-sementara juga mengklaim bahwa ia sendiri adalah Al-Masih yang dijanjikan, Mahdi, dan ‘nabi bawahan’. Deedat mengajarkan teori pingsan Qadiani di Afrika Selatan, namun para pemimpin dan penerbit Sunni terpandang mengutuk metode Deedat dan menentang teori pingsan sebagai teori non-Islami dan bukanlah doktrin Islam. Sementara Deedat secara bertahap kehilangan kepercayaan di antara Muslim di Afrika Selatan, muridnya Zakir Naik telah menghidupkan kembali teori Deedat di Asia Selatan. Naik juga telah dikutuk oleh ulama Islam seperti Darul Ifta dari Darul Uloom Deoband (pusat pembelajaran teologi Islam terkemuka di India). Mereka mengatakan bahwa Naik itu “jauh dari pengetahuan dan kebijaksanaan, menyebarkan hal-hal yang jahil dan menyesatkan umat Islam yang awam kepada jalan yang salah”6

‘Teori pingsan’ ini memiliki semua masalah yang sama seperti teori penggantian yang ditolak karena alasan-alasan yang dituliskan Fakhruddin Razi. Berikut adalah lima dari enam masalah teori penggantian dalam daftar Al-Razi yang juga tak terjawab oleh teori pingsan:

  1. Ini menyebabkan keraguan akan catatan sejarah dan akhirnya meragukan hal-hal yang mendasar lainnya
  2. Karena Isa Al-Masih diperkuat oleh Roh Kudus, mengapa ia tidak melindungi dirinya sendiri?
  3. Jika Tuhan mampu mengangkat Isa Al-Masih langsung, apa keuntungan dari seluruh dusta ini?
  4. Berdasarkan teori ini para saksi mata dianggap telah disesatkan-“sampai-sampai membodohi dan mendustai orang-orang dengan paksa. Dan itu tidak layak disebut sebagai hikmat Tuhan.”
  5. “Orang-orang Kristen dalam jumlah banyak, timur dan barat … melaporkan bahwa mereka melihat dia mati di kayu salib. Jika kita menyangkal kesaksian mereka, maka kita juga akan meragukan catatan sejarah yang diteruskan, dan keraguan tersebut akan menyebabkan keraguan dalam kenabian Muhammad dan kenabian Isa Al-Masih,”7

bahkan keberadaan mereka, dan keberadaan semua nabi lainnya.

‘Masalah’ yang dicantumkan oleh Al-Razi dalam tafsirnya membantah teori penggantian dan teori pingsan, tetapi lima masalah ini semua hilang ketika kita menafsirkan Al-Qur’an dengan benar bahwa bukan orang Yahudi tapi orang Romawilah yang membunuh Isa Al-Masih.

Ayat-ayat Al-Al-Qur’an memang tidak jelas, dan tidak memberikan makna yang pasti. Surat Al-‘Imran 3:7 memperingatkan terhadap kesombongan seseorang dalam menafsirkan sendiri ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak jelas, seperti yang tampaknya dilakukan Zakir Naik dengan begitu percaya diri. Saat Al-Qur’an tidak jelas mengenai Isa Al-Masih, jelas solusi terbaik adalah bertanya dan membaca Injil Kudus seperti disarankan Al-Qur’an:

“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu..” (Surat Yunus 10:94)

Jika umat muslim melakukan seperti yang diperintahkan Al-Qur’an dan bertanya kepada mereka yang membaca Injil, maka semua keraguan akan sirna. Kami tidak hanya memahami fakta kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih dan bagaimana hal itu terjadi, namun juga mengapa dia meninggal – mengapa Tuhan merencanakan itu semua dari masa lampau supaya dia mati di kayu salib.


 

BAGIAN II

APA YANG INJIL KATAKAN?

Dalam debat dengan seorang pendeta yang kurang dikenal bernama Ruknuddin Pio, Zakir Naik membuat pernyataan konyol bahwa Injil tidak pernah mengatakan bahwa Isa Al-Masih mati dan karenanya penyaliban, yang syaratnya kematian orang yang disalibkan, tidak pernah terjadi. Sebaliknya, menurut Zakir Naik, catatan Injil tentang penyaliban hanyalah rekaan, bukan penyaliban yang sebenarnya, tapi yang palsu – sebuah rekaan karena Isa Al-Masih tidak benar-benar mati. Namun, ketika kita melihat ayat-ayat dalam Injil tentang ini, apa yang kita lihat? Zakir Naik sendiri yang menyajikan kita sebuah rekaan karena ia benar-benar salah mengartikan Injil. Untuk orang-orang yang mengenal Injil dengan baik, ini benar-benar konyol, seperti pernyataan bahwa menurut Al-Qur’an Muhammad tidak pernah menganggap dirinya seorang nabi, atau bahwa Al-Qur’an menyangkal adanya surga dan neraka.

Berikut adalah ayat-ayat dari Injil Suci yang jelas-jelas membantah tuduhan Naik:

 

12 Pernyataan Tak terbantahkan dalam Injil bahwa Isa Al-Masih Meninggal

  1. Tetapi ketika para prajurit itu mendekati Isa dan melihat bahwa Ia sudah meninggal , mereka tidak mematahkan kaki-Nya.” (Yahya 19:33)
  2. “Kemudian Isa kembali berseru dengan suara nyaring, lalu menyerahkan ruh-Nya.” (Matius 27:50)
  3. “Kemudian Isa berseru dengan suara nyaring dan menghembuskan nafas terakhir .” (Markus 15:37)
  4. Kemudian malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu, “Janganlah takut! Aku tahu, kamu mencari Isa yang telah disalibkan itu . Karena itu pergilah segera dan katakan kepada para pengikut-Nya bahwa Ia sudah bangkit dari antara orang mati'” (Matius 28:5,7)
  5. Ketika kepala pasukan yang berdiri di hadapan-Nya melihat ” bagaimana Isa wafat ,” (Markus 15:39) Beberapa perempuan di situ menyaksikan dari jauh semua yang terjadi (ayat 40).
  6. “Pilatus merasa heran ketika ia mendengar bahwa Isa sudah mati . Lalu ia memanggil kepala pasukannya dan bertanya kepadanya apakah Isa sudah mati. Setelah diperolehnya laporan , dari kepala pasukan itu, ia pun mengizinkan Yusuf untuk mengambil jenazah Isa.” (Markus 15:44-45)
  7. “Ia berkata kepada mereka, “Jangan heran! Kamu mencari Isa, orang Nazaret yang telah disalibkan itu .” (Markus 16:6)
  8. Sabda Isa, “Aku berkata kepadamu, hari ini juga engkau akan bersama Aku di dalam Firdaus .” (Lukas 23:43)
  9. “JKemudian dengan suara nyaring Isa berseru, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Sesudah bersabda demikian, Ia menghembuskan nafas terakhir. .” (Lukas 23:46)
  10. Setelah Isa mengecap air anggur asam itu, bersabdalah Ia, “Sudah selesai!” Kemudian Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya . (Yahya 19:30)
  11. “..Meskipun begitu, salah seorang dari antara mereka menikam lambung Isa dengan tombaknya, dan seketika itu juga mengalirlah darah dan air [hanya terjadi pada orang yang sudah meninggal] (Yahya 19:34)
  12. Selama itu keduanya masih belum memahami apa yang telah tertulis dalam Kitab Suci bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati .” (Yahya 20:9)

Tidak bisa dipungkiri bahwa Injil Suci mengatakan Isa Al-Masih mati di kayu salib. Tuduhan Zakir Naik ditentang berulang kali oleh pernyataan lugas dari Injil Suci. Zakir Naik mengatakan Injil tidak pernah mengatakan Isa Al-Masih mati. Padahal, Injil mencatat kematiannya dalam berbagai macam cara supaya tidak akan ada keraguan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Selain pernyataan tersurat dari Injil, kematian Isa Al-Masih diakui jelas-jelasan dalam setidaknya lebih dari 27 ayat lainnya dalam Injil: Kis 2:23,24; 13:28, Roma 4:25, 5:10; 6:3 , 4,5,9,10, 1 Korintus 11:26; 15:21, 2 Korintus 4:10; Efesus 2:16, Filipi 2:8, 3:10; Kolose 1:22; Ibrani 2:9,14 , 9:14, 1 Petrus 3:18, Wahyu 1:18; Yahya 11:51, 1 Petrus 2:24; Kolose 1:20, dan Ibrani 12:2.

 

Kelacangan Naik yang Tak Tertandingi

Upaya Zakir Naik untuk meyakinkan bahwa Injil menyangkal penyaliban seperti upaya seorang profesor universitas yang saya kenal yang benar-benar percaya bahwa pesan utama dari Al-Qur’an adalah reinkarnasi. Karena posisi terhormat sebagai dosen, tak satu pun dari murid-muridnya berani menantang pernyataannya yang tidak masuk akal. Demikian juga, karena keterampilan unik Naik dalam berdebat dan berpidato Naik, pernyataannya yang tidak masuk akal tetap dipertahankan. Bahkan jadi lebih mudah untuk dipertahankan karena sebagian besar pendengarnya tidak pernah membaca baik Al-Qur’an atau Injil dalam bahasa ibu mereka.


 

BAGIAN III

APA YANG TAURAT & ZABUR KATAKAN?

 

Penyaliban Dinubuatkan dalam Taurat dan Zabur

Ketika muridnya berusaha mencegah penyaliban Isa Al-Masih, Isa Al-Masih menegur dia dan berkata,

“Apakah kausangka Aku tidak dapat meminta kepada Bapa-Ku supaya pada saat ini juga Ia mengirimkan kepada-Ku para malaikat-Nya lebih dari dua belas pasukan banyaknya?” (Matius 26:53)

Nabi Isa mengatakan bahwa penyaliban-Nya sebenarnya adalah puncak rencana Tuhan yang panjang yang dinubuatkan dalam Alkitab, yaitu Taurat, Zabur, dan tulisan-tulisan Nabi. Memang, mulai dari 1.500 tahun sebelum Isa Al-Masih Alkitab telah meramalkan penyaliban-Nya dalam berbagai cara. Kitab-kitab ini membentuk sebuah cerita secara bertahap yang menyingkapkan kisah Tuhan memanggil manusia pemberontak yang tidak taat kembali kepada-Nya. Dalam beberapa halaman berikut kita akan melihat secara garis besar rencana Tuhan ini dan kemudian menyajikan beberapa nubuatan kematian Isa Al-Masih dalam kitab-kitab sebelumnya.

Beralih ke kitab pertama dalam Taurat, kitab Kejadian, kita melihat kesempurnaan ciptaan Tuhan, dunia dan segala isinya, termasuk manusia, puncak dari ciptaan-Nya. Yang tidak lama setelahnya, Adam dan Hawa memberontak dan berdosa. Sebagai akibat dari dosa mereka, Adam dan Hawa dikeluarkan dari taman Firdaus dan dikutuk untuk hidup dengan upah ketidaktaatan mereka – iri hati, amarah, kebencian, kebanggaan, nafsu, keserakahan, dan akhirnya kematian.

Namun, Tuhan belum selesai berurusan dengan ciptaan-Nya. Ia memanggil Abraham dan berjanji untuk memberkati dia dan membuatnya menjadi bangsa yang besar. Dia kemudian dijanjikan dalam Kejadian 12:1-3 bahwa melalui Ibrahim dan keturunannya, semua bangsa akan diberkati. 400 tahun kemudian, pada zaman Nabi Musa, janji-janji tersebut menjadi kenyataan dengan keturunan Abraham bertumbuh menjadi bangsa besar dengan 12 suku dari garis keturuan Ishak dan Yakub. Tuhan pun mulai mengungkapkan rencana-Nya kepada bangsa tersebut untuk menyelesaikan dosa manusia dan penderitaan karenanya.

 

Penebusan dan Pengorbanan

Salah satu hal pertama yang Tuhan wahyukan kepada Musa adalah keseriusan dosa mereka dan cara Tuhan menyediakan pengampunan. Dia melakukan ini dengan menetapkan aturan kurban. Setiap orang yang melakukan tindakan ketidaktaatan atau dosa harus memberikan hewan kurban untuk mendapatkan pengampunan. Misalnya, buku ketiga dari Taurat, Imamat, menjelaskan dalam bab 6 dan 7 kurban yang harus dibuat untuk berbagai jenis ketidaktaatan. Apapun alasannya, orang yang bersalah harus mengurbankan binatang – sapi, kambing atau domba. Binatang ini dibunuh dalam sebuah upacara seperti saat Idul Adha yang dilakukan hingga saat ini dan darahnya dipercikan ke mezbah.

Alasan Tuhan menetapkan aturan korban ini adalah untuk menunjukkan pertama-tama keseriusan dosa. Seperti dikatakan di ayat lain di Perjanjian Baru, “Upah dosa adalah maut” (Roma 6:23). Hal ini juga menunjukkan sarana yang Tuhan gunakan untuk menawarkan pengampunan – melalui kematian seperti yang terlihat dalam penumpahan darah. Seperti dijelaskan di kitab Ibrani 9:22, “tanpa penumpahan darah, tidak ada pengampunan.” Kita melihat gagasan yang sama tentang pengurbanan dalam doa ‘Aqīqa yang saat ini masih dilakukan untuk setiap anak yang baru lahir. Menurut praktik Islam, dua ekor kambing dikurbankan untuk anak laki-laki dan satu untuk anak perempuan. Dan sebelum pengurbanan dibuat, do’a ini dibacakan:

بِسْمِ اللهِ وَبِا للهِ اَللَّهُمَّ هَاذِهِ عَقِيْقَةٌ عَنْ….بْنِ….لَحْمُهَا بِلَحْمِهِ وَدَمُهَا بِدَ مِهِ وَ عَظْمُهَا بِعَظْمِهِ وَشَعْرُهَا بِشَعْرِهِ وَ جِلْدُهَابِجِلْدِهِ اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا وَقَاءًلاِلِ مُحَمَّدٍ عَلَيْهِ وَاَلِهِ السَّلاَمُ

“Ya Tuhan! ‘Aqīqa ini adalah untuk ____ anak saya. Darahnya ditukarkan untuk darahnya, dagingnya untuk dagingnya, tulangnya untuk tulangnya, kulitnya untuk kulitnya. Ya Tuhan, selamatkan anak saya dari api neraka. Dalam nama Tuhan yang Maha Besar.”8

 

Pengorbanan yang Terakhir

Jika sarana Tuhan untuk pengampunan berhenti hanya dengan sistem pengurbanan hewan, maka manusia tidak akan pernah punya pengharapan karena beberapa alasan. Manusia harus terus memberikan kurban-kurban. Setiap dosa baru atau tindakan ketidaktaatan memerlukan pengurbanan lain dalam siklus tanpa akhir. Lebih buruk lagi, sangat sulit bagi masyarakat miskin untuk membeli semua hewan mahal yang disyaratkan, dan beberapa dosa tidak bisa ditebus dengan kurban hewan. Masyarakat miskin tidak mampu untuk membeli hewan mahal yang disyaratkan dalam Taurat. Untungnya, kurban hewan tersebut bukanlah intinya. Sistem kurban hewan hanya dimaksudkan sebagai tanda yang merujuk kepada pengurbanan terakhir yang sempurna yang Tuhan sendiri akan sediakan pada suatu waktu di masa depan.

Pengurbanan terakhir dan sempurna ini adalah salah satu pokok bahasan utama dari kitab-kitab yang berbeda. Semua bagian yang berbeda-beda dalam Alkitab menggambarkan pengurbanan Tuhan di masa depan yang berpusat pada seorang yang dijanjikan Tuhan yang disebut sebagai ‘Al-Masih’ (artinya ‘yang diurapi’ atau ‘yang dipilih’). Al-Masih yang akan datang ini bisa dikenali dengan banyak tanda yang menyertainya. Sebagai contoh, dia akan lahir dari seorang perawan. dia akan datang dari keluarga Nabi Daud, dilahirkan di desa leluhurnya. Dia akan melakukan banyak mujizat dan keajaiban, bahkan membangkitkan orang mati. Tapi yang paling luar biasa dari semuanya, meskipun tanpa kesalahan atau dosa, Dia akan dihukum dan dibunuh dan kemudian bangkit dari kematian dengan sendiri-Nya pada hari ketiga, dengan suka rela menawarkan dirinya sebagai kurban akhir untuk memenuhi dan mengakhiri seluruh sistem kurban.

 

Kematian Isa Al-Masih Diramalkan

Berikut di bawah ini beberapa contoh nubuatan yang berbeda tentang Al-Masih terutama yang berkenaan dengan penangkapannya, pengadilannya dan kematiannya. Semua ini diambil dari kitab yang berbeda-beda dari para nabi yang berasal dari garis keturunan Abraham, Ishak dan Yakub yang ditulis 1000-500 tahun sebelum kelahiran Isa Al-Masih.

  1. Dikhianati oleh teman – (Zabur 41:9 dan Matius 10:04)
  2. Dijual seharga 30 keping perak (bukan emas) – (Zakharia 11:12 dan Matius 26:15)
  3. Uangnya dilemparkan (bukan diletakan) di bait Tuhan – (Zakharia 11:13b dan Matius 27:5a)
  4. Uangnya digunakan untuk membeli tanah Tukang Periuk- (Zakharia 11:13 b dan Matius 27:7)
  5. Ditinggalkan oleh murid-murid-Nya – (Zakharia 13:7 dan Markus 14:50 / Matius 26:31)
  6. Dituduh oleh saksi palsu – (Zabur 35:11 dan Matius 26:59-61)
  7. Diam saat diadili – (Yesaya 53:7 dan Matius 27:12-19)
  8. Terluka dan memar – (Yesaya 53:5 dan Matius 27:26)
  9. Dipukul dan diludahi – (Yesaya 50:6 dan Matius 26:67)
  10. Diejek- (Zabur 22:7,8 dan Matius 27:31)
  11. Jatuh tertimpa salib – (Zabur 109:24,25 dan Lukas 23:26 dan Yahya 19:17)
  12. Tangan dan kaki ditusuk – (Zabur 22:16 dan Lukas 23:33)
  13. Disalibkan dengan pencuri – (Yesaya 53:12 dan Matius 27:38)
  14. Bersyafaat bagi penganiayanya – (Yesaya 53:12 dan Lukas 23:34)
  15. Temannya berdiri jauh-jauh – (Zabur 38:11 dan Lukas 23:49)
  16. Orang-orang menggelengkan kepala mereka – (Zabur 109:25 dan Matius 27:39)
  17. Semua orang menatapnya – (Zabur 22:17 dan Lukas 23:35)
  18. Jubahnya dibagi-bagi dan Undi dibuang – (Zabur 22:18 dan Yahya 19:23, 24)
  19. Menderita kehausan – (Zabur 69:21 dan Yahya 19:28)
  20. Diberikan anggur bercampur empedu – (Zabur 69:21 dan Matius 27:34)
  21. Menangis karena ditinggalkan – (Zabur 22:01 dan Matius 27:46)
  22. Tulang tidak dipatahkan – (Zabur 34:20 dan Yahya 19:33)
  23. Lambungnya ditikam – (Zakharia 12:10 dan Yahya 19:34)
  24. Kegelapan meliputi daerah penyaliban – (Amos 8:09 dan Matius 27:45)
  25. Dikuburkan di makam orang kaya – (Yesaya 53:9 dan Matius 27:57-60)

Sama seperti semua orang yang telah membaca Al-Qur’an tahu, nubuat Tuhan tentang Al-Masih yang akan datang akhirnya dipenuhi oleh Nabi Isa. Ia disebut Al-Masih baik dalam Injil dan Al-Qur’an. Dan tiap-tiap nubuatan tentang penangkapan, pengadilan, dan kematian Mesias dari Tuhan di kayu salib digenapi dalam hidup-Nya. Dalam daftar ayat-ayat di atas, ayat yang pertama yang dicantumkan adalah nubuatannya. Sementara ayat-ayat berikutnya adalah dari Injil dan catatan bagaimana nubuatan itu digenapi dalam kehidupan Nabi Isa.

 

Isa Al-Masih Sendiri Menubuatkan Kematian-Nya

Dengan demikian, kematian dan kebangkitan Al-Masih bukanlah sesuatu yang tak terduga, karena hal itu telah dinubuatkan berulang-ulang dalam Taurat, Zabur dan kitab para nabi. Namun, bahkan jika ada yang benar-benar tidak tahu tentang semua nubuatan mengenai kematiannya yang mendatang dalam kitab-kitab sebelumnya, Isa Al-Masih sendiri meneguhkan lagi bahwa hal itu akan terjadi. Dia sendiri bernubuat lagi dan lagi selama tiga tahun pelayanannya bahwa ia akan menderita dan mati di Yerusalem untuk memenuhi apa yang tertulis dalam kitab para nabi. Jika Isa Al-Masih benar melakukan apa yang Tuhan telah rencanakan jauh sebelum kelahirannya, maka tidak mungkin dia menghindari kematian sebagai penebusan ( kaffara ) untuk dosa-dosa kita. Kematiannya adalah, bagaimana pun juga, tujuan utama kedatangan-Nya ke dunia.

Pada beberapa kesempatan dalam pelayanannya, selama masa pengajaran dan mukjizat agung, Dia mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa waktunya belum tiba. Baru sesaat sebelum penangkapan dan pengadilan Dia akhirnya mengatakan kepada para murid-Nya bahwa waktunya telah tiba. Waktu di mana tujuan-Nya datang ke dunia digenapi telah tiba – kematian dan kebangkitan-Nya. Berikut adalah beberapa pernyataan Yesus selama masa pelayanan-Nya tentang kematian dan kebangkitan-Nya sendiri:

  1. Matius 12:38-40
  2. Matius 16:21
  3. Matius 17:22,23
  4. Matius 20:18-29
  5. Matius 26:32
  6. Markus 9:10
  7. Lukas 9:22-27
  8. Lukas 9:44
  9. Lukas 12:50
  10. Lukas 17:25
  11. Lukas 18:31-33
  12. Lukas 24:7
  13. Lukas 24:25-27
  14. Yahya 2:19-22
  15. Yahya 12:34
  16. Yahya pasal 14-16

Perlu dicatat bahwa dalam setiap ayat-ayat di atas, Nabi Isa cukup jelas dan terperinci bahwa ia akan menderita dan mati di Yerusalem. Itu bukanlah apa yang ingin didengar murid-murid-Nya, tapi Dia bersikeras supaya mereka menghadapi kenyataan Tuhan.


 

BAGIAN IV

ZAKIR NAIK TERBUKTI SALAH

 

Murid Isa Al-Masih Menyaksikan Penyaliban

Zakir Naik mencoba untuk membela klaimnya bahwa Isa Al-Masih tidak mati dengan mengatakan bahwa tidak ada murid-murid Isa Al-Masih yang menyaksikan penyaliban karena mereka semua telah meninggalkannya ketika ia ditangkap. Dengan demikian, Zakir Naik sekali lagi menunjukkan sikap berat sebelah dan niatan untuk menipu. Dia tentunya telah membaca kisah Injil dan tahu ceritanya, namun ia membuat pernyataan yang menipu.

Ya, Injil memang mencatat para murid awalnya melarikan diri pada saat penangkapan Isa Al-Masih. Namun, Injil juga mencatat secara rinci bagaimana beberapa dari mereka mengikuti para prajurit dari kejauhan ketika mereka membawa Isa Al-Masih untuk diadili (Matius 26:58, Markus 14:54). Setelah awalnya melarikan diri, Petrus mengikuti Isa Al-Masih ke pengadilan dan mengawasinya (Lukas 22:61, Markus 14:66). Dan dalam Yahya 19:26-27, dicatat bagaimana Isa Al-Masih di kayu salib benar-benar berbicara bolak-balik dengan murid-Nya Yohanes dan ibunya sendiri.

Mengapa Zakir Naik membuat pernyataan palsu yang bertentangan dengan ayat-ayat yang jelas dari Injil? Tampaknya Zakir Naik hanya peduli untuk memenangkan debat, bukannya menemukan kebenaran. Jika dia harus menyembunyikan, mengarang dan menyesatkan, dia dengan senang melakukannya asalkan membantu argumennya.

Niatnya untuk menipu terlihat lagi ketika Zakir Naik mengklaim bahwa kaki Isa Al-Masih yang tidak dipatahkan di kayu salib adalah bukti lebih lanjut bahwa ia tidak pernah mati. Menurut Zakir Naik, dua penjahat lainnya kakinya dipatahkan sehingga mereka cepat mati dan karena kaki Isa Al-Masih tidak dipatahkan, itu berarti dia tidak mati. Penonton perdebatan dengan Ruknuddin Pio sebagian besar tidak tahu tentang Injil sehingga hanya bisa beranggapan bahwa pendapat Zakir Naik benar. Zakir Naik hanya menyebutkan kejadiannya dalam Injil, tetapi tidak pernah membaca kisah itu seluruhnya, karena kisah itu sebenarnya bertentangan dengan klaimnya. Berikut adalah kejadian lengkapnya:

“Maka datanglah para prajurit. Mereka mematahkan kaki dari orang pertama yang disalibkan bersama-sama dengan Isa, kemudian kaki dari orang yang lainnya. Tetapi ketika para prajurit itu mendekati Isa dan melihat bahwa Ia sudah meninggal , mereka tidak mematahkan kaki-Nya. Meskipun begitu, salah seorang dari antara mereka menikam lambung Isa dengan tombaknya, dan seketika itu juga mengalirlah darah dan air.” (Yahya 19:32,33)

Apa yang kita benar-benar lihat dari bagian ini? Kita melihat sama sekali kebalikan dari tuduhan Zakir Naik. Bagian ini menunjukkan bahwa kaki yang tidak dipatahkan bukan berarti bahwa Isa Al-Masih tidak mati, tetapi bahwa ia sudah terlebih dahulu meninggal . Dua terdakwa lainnya yang masih hidup, kaki mereka dipatahkan untuk mempercepat kematian mereka. Isa Al-Masih tidak membutuhkannya karena dia sudah terlebih dahulu mati . Tidak ada yang bisa menunjukkan kematian Isa Al-Masih lebih jelas lagi daripada bagian ini, namun, Zakir Naik justru mencoba untuk membuat para pendengarnya percaya kebalikannya.

Tidak hanya itu, bahkan bagian yang sama menggambarkan tombak prajurit yang ditikamkan ke lambung Isa Al-Masih yang mengakibatkan darah dan air mengalir keluar, tanda yang jelas akan kematiannya, karena hanya setelah kematian air terpisah dari darah seperti itu.

 

Tubuh Kebangkitan

Selain tuduhan Zakir Naik yang benar-benar keliru yang menyatakan bahwa Injil tidak pernah mengatakan Isa Al-Masih mati di kayu salib, tuduhan besar kedua terhadap kematian Isa Al-Masih adalah karena tubuh-Nya yang dibangkitkan. Zakir Naik pertama mengacu pada 1 Korintus 15 yang menggambarkan kematian dan kebangkitan Isa Al-Masih. Menurut Zakir Naik, bagian ini mengatakan bahwa kita memiliki tubuh fisik sampai kita mati. Kemudian kita dibangkitkan dari kematian dalam bentuk roh tanpa tubuh. Karena Isa Al-Masih memiliki tubuh yang dibangkitkan, maka tidak mungkin ia telah benar-benar mati.

Sekali lagi, Zakir Naik tampaknya sengaja mencoba untuk menyesatkan pendengarnya. Penafsirannya tentang bagian ini benar-benar bertentangan dengan apa yang sebenarnya dikatakan. Dalam 1 Korintus satu pertama-tama sebuah pertanyaan diajukan, “Bagaimana caranya orang mati dibangkitkan? Lagi pula, dengan tubuh seperti apakah ia akan hidup?” Ini juga untuk menjawab pertanyaan dalam ayat 42-44,

“Begitu jugalah halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditabur dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan; ditabur dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan; ditabur dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan; ditabur dalam tubuh yang alamiah, dibangkitkan dalam tubuh yang rohaniah. Jika ada tubuh yang alamiah, maka ada juga tubuh yang rohaniah.” (1 Korintus 15:42-44)

Intinya adalah jelas bukan seperti apa yang Zakir Naik katakan, bahwa pertama-tama kita memiliki tubuh dari daging-dan-darah dan kemudian, setelah kematian, kita hidup sebagai roh tanpa tubuh. Tidak ada kitab yang mengajarkan ajaran sesat tersebut, termasuk bagian ini dalam Alkitab. Perbedaan yang dimaksud di sini bukanlah antara keberadaan tubuh dan keberadaan roh seperti yang Zakir Naik ingin kita percayai. Sebaliknya, perbedaannya adalah antara dua jenis tubuh – tubuh biasa/alamiah sebelum meninggal dan tubuh rohaniah setelah kematian dan kebangkitan. Seperti dijelaskan di bagian ini, ‘ tubuh alamiah ‘ dapat binasa, yang hina dan lemah, sedangkan tubuh kebangkitan adalah ‘ rohaniah tubuh ,’ yang berarti kekal, mulia, dan kuat.

Bagaimana tubuh rohaniah kita sebenarnya setelah kebangkitan, kita hanya akan mengetahui sepenuhnya pada hari kebangkitan. Tapi kita mengetahui sekilas pandang tentang itu dengan mengenali Isa Al-Masih setelah kebangkitan. Tidak hanya karena Dia naik ke surga dengan tubuh rohaniah di depan murid-muridnya 40 hari setelah kebangkitan-Nya, tetapi Dia juga memiliki kemampuan untuk melewati pintu terkunci ketika Dia muncul kepada murid-murid-Nya dalam ruangan terkunci (Matius 20:19). Isa Al-Masih makan di hadapan murid-murid-Nya dan menunjukkan kepada mereka luka penyaliban-Nya bukan untuk membuktikan bahwa Dia tidak pernah mati. Sebaliknya, itu untuk membuktikan kepada mereka bahwa Dia bukanlah hantu, karena mereka tahu pasti bahwa ia telah meninggal dan beranggapan sekarang Dia kembali sebagai hantu.

 

Tanda # 1: Bait Tuhan Hancur

Ada dua tanda tambahan yang disebutkan Isa Al-Masih terkait dengan kematiannya, salah satunya disebut Zakir Naik dan yang lainnya dia abaikan begitu saja. Naik mengabaikan tanda yang ditemukan dalam kitab Yahya 2:19-22 di mana para pemimpin Yahudi yang berselisih dengan Isa Al-Masih di bait suci di Yerusalem. Mereka meminta Isa Al-Masih memberikan bukti atas kuasa-Nya untuk mengajar dan melakukan perbuatan lainnya. Bagian ini berkata,

Sabda Isa kepada mereka, “Runtuhkanlah Bait Tuhan ini dan Aku akan membangunnya kembali dalam tiga hari.” Lalu kata orang-orang Israil itu, “Empat puluh enam tahun lamanya Bait Tuhan ini dibangun, dan Engkau akan membangunnya dalam tiga hari?” Namun, Bait Tuhan yang dimaksudkan oleh Isa adalah tubuh-Nya sendiri. Setelah Isa hidup kembali dari antara orang mati, barulah para pengikut-Nya ingat bahwa Ia telah bersabda demikian. Lalu mereka pun percaya pada Kitab Suci dan pada apa yang disabdakan Isa. (Yahya 2:19-22)

Apa yang dikatakan bagian ini? Injil mengajarkan bahwa tubuh kita dimaksudkan untuk menjadi bait atau rumah ibadah di mana Tuhan disembah (1 Korintus 3:16). Dalam bagian ini, Isa Al-Masih mengumpamakan ‘tubuhnya’ sebagai bait untuk menubuatkan sekali lagi akan kematiannya sendiri yang akan datang dan kebangkitan-Nya setelah tiga hari.

 

Tanda # 2: Tanda Nabi Yunus

Zakir Naik memang menyebutkan tanda kedua, tanda Nabi Yunus. Dalam kisah ini, para pemimpin agama Yahudi lagi-lagi menuntut bukti kuasa-Nya dan kali ini bersikeras meminta tanda atau mukjizat. Bagian ini berkata,

Kemudian beberapa ahli Kitab Suci Taurat dan orang-orang dari mazhab Farisi berkata, “Wahai Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari-Mu.” Tetapi Isa bersabda kepada mereka, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini mencari suatu tanda ajaib, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Karena seperti Yunus berada di perut makhluk laut yang besar itu selama tiga hari tiga malam, begitu juga dengan Anak Manusia. Ia akan berada dalam perut bumi selama tiga hari tiga malam. (Matius 12:39-40)

Zakir Naik mengklaim bahwa karena Yunus hidup dalam perut ikan selama tiga hari, oleh karena itu Isa Al-Masih pastinya juga hidup di dalam perut bumi – kuburan. Tapi bukan itu inti perkataan Isa Al-Masih. Isa Al-Masih telah mengatakan berulang kali bahwa dia akan menderita dan mati di Yerusalem. Intinya bukanlah bahwa Isa Al-Masih akan menjadi seperti Yunus dalam segala hal – keduanya hidup, keduanya berusia yang sama saat memasuki panggilan mereka, keduanya memiliki jenggot, keduanya memakai jubah, dll bukan itu intinya. Intinya adalah bahwa ketika Isa Al-Masih mati, ia akan ditempatkan di dalam kubur selama tiga hari, jangka waktu yang sama dengan Yunus dalam perut ikan dan kemudian ia juga akan keluar hidup-hidup. Ketika ia dibangkitkan dari kematian setelah tiga hari, yang akan menjadi tanda terpenting bahwa klaim-Nya tentang diri-Nya sendiri adalah benar – yaitu sebagai Al-Masih yang dipilih dan diutus Tuhan. Zakir Naik menafsirkan bagian ini dengan seenaknya sendiri dan bukan seperti apa yang jelas-jelas dimaksudkan Isa Al-Masih.

Mari kita lihat bagaimana logika Naik itu diterapkan kepada nubuat Isa Al-Masih yang serupa tentang kematiannya. Dia mengatakan tentang dirinya sendiri sebagai berikut,

“Sama seperti Musa meninggikan ular tembaga di padang belantara, begitu jugalah Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya memperoleh hidup yang kekal. (Yahya 3:14,15)”

Berikut adalah kesamaan yang bisa kita lihat antara ular perunggu yang dibuat Musa (lihat Bilangan 21:9) dan Isa Al-Masih, keduanya diangkat sebagai sarana keselamatan bagi orang lain. Jika kita mengikuti logika Naik, maka karena ular perunggu sudah mati sebelum, selama dan setelah ‘diangkat’, Isa Al-Masih pastinya juga telah mati sebelum, selama dan setelah ia ditempatkan kayu salib!

 

Catatan Sejarah

Orang Kristen dan Muslim mungkin memiliki pendapat yang berat sebelah dalam perdebatan ini, jadi apa kata cendikiawan sekuler? Apa kata catatan sejarah? Orang yang kurang percaya telah mencoba untuk menyangkal kebangkitan, tapi tidak ada sejarawan modern yang meragukan Isa Al-Masih disalibkan. Mengapa tidak? Karena ada terlalu banyak bukti sejarah secara langsung.

Selain kesaksian Injil, penyaliban Isa Al-Masih diakui oleh sumber-sumber Romawi dan Yahudi. Dua sejarawan Romawi yang kritis. Cornelius Tacitus dalam Annals nya, xv. 44 menulis:

“Kristus … dihukum mati di tangan pihak berwenang, Pontious Pilatus.”

Dalam Peregrinusnya, Lucian dari Samosata, seorang pengkritik kekristenan, menyebut Isa Al-Masih sebagai:

“… Orang yang disalibkan di Palestina”

Talmud Yahudi bahkan mencatat penyaliban Isa Al-Masih:

“Pada malam Paskah Yeshu [Isa Al-Masih] digantung [atau disalib] …. Karena tidak ada pembelaan yang dibuat baginya, ia digantung pada malam Paskah.” (Talmud, b. Sanhedrin 43a)Tidak mungkin algojo Romawi keliru dan membiarkan Isa Al-Masih untuk bertahan hidup, karena untuk kesalahan seperti itu mereka dapat dihukum mati di bawah hukum Romawi. Para prajurit Romawi yang ahli dalam penyaliban tidak akan seceroboh itu.

 

Kesimpulan

Jadi bagaimana sikap kita terhadap upaya Zakir Naik untuk membuktikan dari Injil bahwa Isa Al-Masih tidak mati? Siapapun yang telah membaca Injil tahu bahwa Zakir Naik mencoba melakukan yang mustahil. Mustahil! Kecuali menggunakan dusta dan tipu daya untuk memelintir ayat-ayat Perjanjian Baru sehingga nampak seperti berlawanan dengan artinya yang jelas. Dan itulah yang diperbuat Zakir Naik, seperti yang dapat dilihat dari atas. Bahkan, seperti yang telah kita lihat, ini bukan hanya kesaksian luar biasa dari Injil bahwa Isa Al-Masih mati di kayu salib dan bangkit kembali, tetapi hal itu juga merupakan salah satu langkah penting dalam rencana Tuhan untuk umat manusia yang berdosa. Rencana yang dijelaskan dalam semua kitab dimulai dari Taurat dan seterusnya.

  1. Abu Jaf’ar Muhammad ibn Jarir Al-Tabari, Tafsir al-Tabari: Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil Ay al-Qur’an, Salah ‘Abd al-Fattah al-Khalidi (ed.) Damascus: Dar al_Qalam, 1997, loc. cit.
  2. Muhammad Fakhr al-Din ibn al-Allama Diya al-Din ‘umar Al-Razi, Tafsir al-Fakhr al-Razi , al-Mushtahir bi-l-Tafsir al-Kabir wa-Mafatih al-Ghaib, Khalil Muhyi al-Din al-Mais (ed.) Beirut: Dar al-Fikr, 1990, loc. cit.
  3. City of Wrong (Kota Kesalahan) , Kenneth Cragg, London, 1960, hal. 222.
  4. Ayoub, Mahmoud M., “Towards an Islamic Christology II” (“Menuju Kristologi Islami II”), The Muslim World (Dunia Islam), Vol. LXX, April 1980, No. 2, hal. 104.
  5. David Friedrich Strauss, The Life of Jesus for the People, (Kehidupan Isa Al-Masih untuk Orang Awam) 2nd ed. Vol. I. London: Williams and Norgate, 1879, hal.412.
  6. Darul Ifta, Darul Uloom Deoband-India, Pertanyaan: 110(http://darulifta-deoband.com/viewfatwa.jsp?id=”11″0)
  7. Razi, at-Tafsir al-Kabir , Mengomentari Sura Al-‘Imran 55.
  8. Al-Hajj Maulana Fazlul Karim MABL, Shariat Shikkha , (Azifa Khatun, 18 Bakshi Bazar Rd, Dhaka), hal. 153.

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Isian wajib ditandai *