Injil ‘diturunkan’?

“Al-Qur’an menggambarkan Injil sebagai sesuatu yang “diturunkan”, tetapi Injil masa kini ditulis oleh para pengikut Isa Al-Masih”

Istilah Arab ‘diturunkan’ tidak berarti jatuh dari langit atau disampaikan oleh nabi. Istilah ini mempunyai arti yang lebih umum seperti pemberian Tuhan. Istilah “diturunkan” yang sama digunakan untuk perbendaharaan seperti dalam Qs 25:8:
atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya?”…

Mengapa Ada Empat Injil yang Berbeda?

 

pria membaca injilMungkin Anda merasa empat Injil yang ada sekarang bukanlah Injil asli, dan tidak sama dengan Injil pada zaman Isa Al-Masih. Penulis pernah ditanyai mengenai hal itu.

Mengapa ada empat Injil yang berbeda, bukan hanya satu, dan isinya tidak persis sama?…

Satu Injil kepada Isa Al-Masih, atau Empat Injil kepada Pengikut-Nya?

“Al-Qur’an hanya menyebutkan satu Injil yang diberikan kepada Isa Al-Masih sendiri, sementara Injil yang sekarang ditulis oleh para pengikut-Nya”

Baik Muhammad (saw) maupun Isa Al-Masih (Yesus Kristus) tidak pernah menulis kitab suci, sayangnya banyak orang tampaknya tidak mengetahui hal ini. Kitab suci mereka (Al-Qur’an dan Injil) pertama kali ditulis oleh para sahabat mereka setelah kematian mereka.…

Firman Tuhan Dari Perkataan Manusia?

“Al-Qur’an secara keseluruhan adalah Firman Tuhan, tetapi Alkitab adalah campuran antara Firman Tuhan, perkataan para nabi, dan perkataan sejarawan atau pencerita.”

Keberatan ini muncul dikarenakan pemahaman yang benar-benar salah akan apa yang disebut sebagai Firman Tuhan (كلمةﷲ).  Para pengkritik mengira bahwa yang disebut sebagai Firman Tuhan hanyalah perkataan langsung dari Tuhan kepada umat manusia, seolah-olah Firman Tuhan adalah rekaman ucapan lisan Tuhan.…

Kisah Buatan Manusia?

“Tidak seperti Al-Qur’an, Alkitab, dan semua kitab suci lainnya kelihatan seperti kisah buatan manusia—’pada mulanya, dll'”

Sebenarnya, kebanyakan kitab-kitab keagamaan tidak kelihatan seperti sebuah kisah—melainkan lebih menyerupai ucapan kebatinan ketimbang kisah buatan manusia.

Kita tahu bahwa Tuhan adalah ahlinya berkomunikasi. Jadi, ketika Tuhan menggunakan bahasa manusia untuk menyampaikan kehendak-Nya bagi umat manusia, maka tidak heran lagi jika pesannya bukan seperti ucapan kebatinan yang terputus-putus, melainkan penyampaian pesan yang tersusun rapih tentang rencana-Nya lengkap dengan pengantar, wahyu yang berlangsung, dan kesimpulan—sewajarnya komunikasi yang rasional dilakukan.…