Apakah Yesus Mengajarkan Keselamatan Lewat Hukum Taurat??

Untuk meniadakan peran yang hanya dimiliki oleh Isa Al-Masih, para pengkritik telah mengabaikan ayat-ayat lain dan fokus pada satu ayat saja (dan juga kisah pemuda kaya dalam Matius 19:16-30) untuk membenarkan pendapat bahwa Isa Al-Masih hanya datang untuk menegaskan Hukum Musa. Ini cara standar para pengkritik—mengabaikan sembilan puluh sembilan bagian yang jelas membantah gagasan-gagasan mereka, dan menampilkan satu atau dua bagian secara pilih-pilih dan menyalahartikannya untuk menegaskan gagasan-gagasan mereka. Kita harus menafsirkan ayat-ayat berdasarkan keseluruhan buku kalau kita ingin menafsirkan buku apa saja dengan jujur. Jadi mari kita lihat dua pernyataan ini: 1) bahwa Isa Al-Masih mengajarkan keselamatan didapatkan melalui Hukum Taurat saja, dan 2) bahwa misi utama Isa Al-Masih hanya untuk menegaskan Hukum Musa.

Pandangan Keselamatan dalam Kitab Taurat

Ketika kita meneliti kisah Injil yang lengkap, kita akan menemukan bahwa Isa Al-Masih berulang kali menekankan bahwa tidak mungkin untuk mendapatkan keselamatan dengan menaati hukum, tetapi keselamatan diberikan sebagai hadiah bukan karena kelayakan kita, melainkan karena kasih karunia Tuhan semata, melalui pengorbanan tanpa dosa Isa Al-Masih sebagai pendamaian bagi dosa-dosa dunia. Ini bukan jalan keselamatan yang baru; ini adalah ajaran yang sama yang terbentang melalui seluruh Kitab Suci, bahwa Al-Masih yang akan datang akan membawa keselamatan bagi umat Tuhan. Kejadian mengatakan bahwa Ibrahim dibenarkan karena imannya atau “kepercayaan” (Kejadian 15:6); bukan dengan menaati Hukum Taurat. Tidak sekali dalam seluruh Kitab Taurat Nabi Musa dikatakan bahwa Taurat adalah sarana bagi orang-orang mendapatkan keselamatan kekal atau tiket ke surga. Tidak ada janji masuk surga untuk menaati Hukum Taurat. Sebaliknya, dikatakan berulang kali bahwa hukum Taurat dimaksudkan sebagai pedoman khusus supaya Israel makmur dan memiliki perdamaian di Palestina. Ini berkaitan dengan kemakmuran duniawi, bukan masuk surga. Hal ini juga menunjukkan orang Israel betapa benar-benar tidak mungkin untuk menaati seratus persen Hukum Tuhan dan dengan demikian memperoleh keselamatan sendiri. Namun, Hukum Musa memang memuat tata cara pengorbanan yang terus mengingatkan orang Israel akan perlunya penebusan dosa—penumpahan darah untuk menutupi dosa-dosa mereka. Jelas, mereka tahu bahwa hewan qurban tidak bisa benar-benar menebus dosa, melainkan hanyalah pengingat akan kebutuhan mereka akan korban yang sempurna di masa depan.

Pandangan Keselamatan dalam Kitab Zabur

Dalam Zabur Daud, jelas sekali bahwa manusia tidak pernah bisa benar di hadapan Tuhan:

“Kesalahan-kesalahanku menumpuk melebihi kepalaku,
seperti beban yang terlampau berat bagiku.” (Zabur 38:4)

Janganlah bawa hamba-Mu ini ke pengadilan,
karena di hadapan-Mu tak seorang pun dari yang hidup dapat dibenarkan.   (Zabur 143:2)

“Sembunyikanlah wajah-Mu dari dosa-dosaku,
dan hapuskanlah segala kesalahanku.”    (Zabur 51:9)

“Hanya dekat Tuha saja jiwaku tenang,
dari Dialah keselamatanku.
Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, Dialah kota bentengku,
aku tak akan goyah sama sekali.”      (Zabur 62:1,2)

Ya Tuhan, jikalau Engkau terus mengingat kesalahan-kesalahan, siapakah yang dapat tahan, ya Rabbi?
Karena pada Tuhan ada kasih abadi, …
dan pada-Nya ada tebusan melimpah.
Dialah yang akan menebus Israil dari segala kesalahannya.
(Zabur 130:3,7,8)

Jadi berulang kali kita melihat bahwa semua manusia, bahkan Nabi Daud, bergantung kepada kemurahan Tuhan saja untuk keselamatannya, dan Tuhan memberikan pengampunan dan keselamatan ini melalui “penebusan” seperti dikatakan dalam Zabur. Penebusan ini seperti apa?

“Kesalahan-kesalahan kami menekan kami dengan berat,
tetapi Engkaulah yang mengampuni pelanggaran-pelanggaran kami.” (Zabur 65:3)

[Kata “penebusan” yang diterjemahkan di sini adalah כּפר (kâphar) dalam bahasa Ibrani asli, artinya yang lebih lengkap adalah mengampuni dosa dengan membayar hukuman.]

Pandangan Keselamatan Dalam Tulisan-Tulisan Para Nabi

Sudah jelas sejak zaman Ibrahim bahwa keselamatan adalah sepenuhnya merupakan karunia Tuhan yang akan datang melalui keturunan masa depan Ibrahim (Kejadian 12:3) Melalui suku Yehuda (Kejadian 49:10‘Tongkat kerajaan tidak akan berpindah dari Yuda, ataupun pemerintahan dari antara kakinya, hingga datang dia yang berhak atasnya; kepadanyalah bangsa-bangsa akan tunduk.’

– Taurat, Kejadian 49:10) dan garis keturunan Daud (2 Samuel 7:12-14Zakharia 12:10). Secara bertahap melalui para nabi, Tuhan memberikan gambaran yang semakin jelas akan “Al-Masih” yang akan datang untuk akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Nabi Yesaya menggambarkan peran Juruselamat ini sebagai berikut:

“…Ia akan memikul kesalahan-kesalahan mereka.” (Yesaya 53:11)

“Tetapi ia tertikam sebab pelanggaran-pelanggaran kita, ia dihancurkan sebab kesalahan-kesalahan kita. Hajaran yang mendatangkan kesejahteraan bagi kita ditimpakan kepadanya dan oleh bilur-bilurnya kita sembuh.” (Yesaya 53:5)

“..Tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kesalahan kita semua.” (Yesaya 53:6)

Isa Al-Masih diklaim sebagai pemenuhan janji ini, “Al-Masih” yang akan datang, seperti disaksikan Al-Qur’an juga. Pada hari pertama pelayanan tiga tahun, Isa Al-Masih menyatakan “pernyataan misi”-Nya yaitu klaimnya sebagai “Yang Diurapi” (Al-Masih) yang akan membawa kemerdekaan, kebebasan dan kabar baik (Lukas 4:18-21) kepada manusia. Singkatnya, ajaran Isa Al-Masih secara keseluruhan tentang keselamatan dan hukum Taurat adalah sebagai berikut: Hukum Taurat adalah baik tetapi tidak bisa menyelamatkan manusia, keselamatan datang hanya oleh kasih karunia Tuhan secara cuma-cuma yang diberikan melalui pengorbanan kudus Isa Al-Masih. Keselamatan ini didapat dengan mengikuti Isa Al-Masih dan percaya kepada-Nya sebagai sarana keselamatan Tuhan. Tidak ada ayat dalam Alkitab yang bertentangan dengan ajaran ini, sementara ada ratusan ayat yang menegaskannya.

Matius 19:16-30-“Apakah bagian ini mengajarkan keselamatan melalui hukum Taurat?”

Mari kita kembali sekarang ke kisah pemuda yang kaya. Pertanyaan pemuda itu, ” Perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” menunjukkan bahwa ia melihat hukum Taurat sebagai sarana untuk keselamatan. Ketika Isa Al-Masih menjawab, “Tetapi apabila engkau ingin masuk ke dalam hidup, taatilah perintah-perintah-Nya,” Dia sedang membantu orang muda itu untuk melihat ketidakmungkinan mendapatkan keselamatan dengan menjalani kehidupan yang murni 100%. Jika manusia menjalani kehidupan 100% sempurna, mereka secara teoritis bisa selamat, tapi ini mustahil. Pemuda itu belum menyadari hal ini dan Isa Al-Masih mulai membantu dia menyadari hal ini. Para pengkritik ingin berhenti membaca pada ayat kedua, tetapi jika kita terus membaca kisah ini sampai akhir, kita melihat bahwa Isa Al-Masih akhirnya membantu orang muda untuk melihat ketidakmampuannya untuk mengikuti hukum Taurat sepenuhnya, jawaban akhir Isa Al-Masih untuk “bagaimana saya memperoleh hidup yang kekal? ” adalah “ikutlah Aku” (Matius 19:21). Dalam ayat-ayat berikutnya, para murid heran dan takut mendengar bahwa bahkan pemuda ini yang tampaknya benar ternyata tidak cukup baik untuk diselamatkan, mereka pun mengatakan, “Siapa kemudian yang dapat diselamatkan?” (Ayat 26). Isa Al-Masih menjawab, “Dengan manusia ini tidak mungkin, tetapi bagi Tuhan segala sesuatu mungkin.” Dengan kata lain, tidak mungkin bagi manusia untuk memperoleh keselamatan, tetapi Tuhan sendiri dapat memberikan keselamatan cuma-cuma untuk manusia berdosa. Jadi bagian ini tidak mengajarkan hukum Taurat sebagai sarana keselamatan, namun sebenarnya menunjukkan sebaliknya, bahwa manusia tidak pernah bisa mendapatkan keselamatan melalui hukum Taurat.

Matius 5:17-20-“Apakah bagian ini mengajarkan keselamatan melalui hukum Taurat?”

Sekarang mari kita teliti Matius 5:17-20. Isa Al-Masih berani mengklaim “memenuhi” Hukum Musa. Jika misinya adalah hanya untuk ‘menegaskan’, ‘mengembalikan’ atau ‘menekankan kembali’ hukum Taurat, Dia pasti tidak akan menggunakan kata itu. Menurut kamus KBBI, ‘memenuhi’ berarti ‘menunaikan’ atau ‘menyelesaikan’ atau ‘mencukupi persyaratan’ atau ‘memuaskan’–yang cocok dengan pengajaran keseluruhan Injil itu. Isa Al-Masih tidak menghapus hukum Taurat, ia menjalani hidup yang sempurna dan dengan demikian menjadi satu-satunya orang untuk menyelesaikan atau memenuhi hukum Taurat. Dalam arti yang lebih luas, Dia datang untuk memenuhi nubuatan Juruselamat yang akan datang yang dibicarakan dalam (Hukum) Taurat . Dalam ayat berikutnya (18), Dia menekankan apa yang disangkal para pengkritik, bahwa Taurat tidak dapat diubah, bahwa Taurat akan tetap tidak berubah sampai selesainya sejarah ( akhirat ).

Hukum Taurat dapat dibagi menjadi tiga bagian, Hukum Moral, Hukum Upacara, dan Hukum Perdata. Jelas bahwa Hukum upacara (tata cara pengorbanan hewan dan aturan ibadah di bait suci) digenapi (maksdunya diakhiri) oleh kematian Isa Al-Masih di kayu salib, yang secara dramatis ditegaskan sejarah beberapa tahun kemudian dengan kehancuran permanen Bait suci sehingga berakhirlah tata cara ibadah kurban Yahudi. Hukum Perdata dimaksudkan untuk tata usaha politik Israel, dan Isa Al-Masih tidak memberikan indikasi bahwa hal tersebut harus diikuti. Hukum Moral (Sepuluh Perintah Tuhan dan banyak yang lainnya) yang akan dipegang oleh semua orang (Yahudi, Muslim, Kristen) sampai akhir zaman, karena hal tersebut didasarkan pada karakter Tuhan dan tidak hanya bagi orang Israel saja. Ini bagian dari hukum yang dibicarakan Isa Al-Masih dalam ayat 19, dan apa yang ditekankan di seluruh ajaran-Nya yang lebih luas (lihat Matius 7:12). Dalam ayat 20, Isa Al-Masih berkata, “Kecuali hidup benarmu melampaui dari ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, kamu tidak akan masuk dalam Kerajaan Sorga.” Meskipun keselamatan tidak diperoleh melalui hukum Taurat tetapi dengan mengikuti Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, iman kita harus menghasilkan buah yang baik dalam perilaku yang benar.

Pemahaman akan Matius 5:17-20 ini ditegaskan dalam ayat lain di mana Isa Al-Masih berkata,

“Hukum Taurat dan tulisan para nabi berlaku sampai pada masa Yahya. Sejak kehadiran Yahya, Kerajaan Tuhan diberitakan ke mana-mana dan setiap orang berusaha keras untuk masuk ke dalamnya.” (Lukas 16:16)

Di sini Isa Al-Masih mengatakan bahwa sementara Taurat akan bertahan dan hukum moralnya masih harus ditaati, kabar baik yang dibawa Isa Al-Masih tentang keselamatan membawa fokus yang sama sekali baru.

Menekankan Hukum Taurat atau Membawa Kabar Baik Tentang Keselamatan?

Kita telah tahu dari sejarah bahwa ada banyak rabi (guru) Yahudi lainnya pada zaman Isa Al-Masih yang hanya menekankan hukum Taurat, seperti rabi Hillel dan Gamaliel dan orang-orang Farisi, yang semuanya terobsesi dengan Hukum Taurat. Tidak ada alasan kenapa Tuhan perlu untuk mengirim Isa Al-Masih hanya sebagai seorang rabi lain lagi yang menekankan Hukum Taurat. Baik Al-kitab maupun Al-Qur’an mengatakan Isa membawa “kabar baik” (euangel atau اِنْجِيل ). Menekankan kembali Hukum Taurat yang telah seribu tahun ditaati oleh kebanyakan orang Israel hampir tidak dapat diartikan sebagai “kabar baik”! Keselamatan dari dosa dengan penyediaan kasih karunia Tuhan adalah berita terbaik yang bisa dipikirkan. Setiap sejarawan akan memberitahu Anda bahwa ajaran Isa Al-Masih sangat berbeda dari para ahli farisi yang menurut Yesus “mereka mengunci pintu-pintu kerajaan surga di hadapan orang-orang” (Mat 23:13) ketika mereka menyalahartikan Hukum Taurat sebagai sarana keselamatan.

Sekarang mari kita lihat puluhan ayat lain yang menunjukkan dengan jelas bahwa Isa Al-Masih mengajarkan keselamatan datang melalui pengorbanan-Nya sebagai sarana kasih karunia Tuhan, bukan dengan menaati Hukum Taurat:

Perkataan Isa Al-Masih Sendiri

1. Isa Al-Masih berkata, “Sebab demikianlah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang memandang Sang Anak serta percaya kepada-Nya mempunyai hidup kekal, dan Kuhidupkan kembali pada hari kiamat.” (Yahya 6:40)2. Isa Al-Masih berkata bahwa darahnya, “Ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Matius 26:28)3. Isa Al-Masih berkata, “Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya memperoleh hidup yang kekal.” (Yahya 3:15)

4. Isa Al-Masih berkata, “Seperti Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Matius 20:28, Markus 10:45)

5. Isa Al-Masih berkata, “Akulah pintu. Jika seseorang masuk melalui Aku, ia akan selamat dan akan keluar masuk serta mendapatkan makanan.” (Yahya 10:9)

6. Isa Al-Masih berkata, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tak seorang pun datang kepada Sang Bapa kecuali melalui Aku. ” (Yahya 14:6)

7. Isa Al-Masih berkata, “Aku akan menghidupkannya kembali pada hari kiamat… Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa percaya, ia mempunyai hidup kekal. Akulah roti hidup… Jika seseorang makan roti ini, ia akan hidup sampai selama-lamanya.” (Yahya 6:44,47,48,51)

8. Isa Al-Masih berkata, “Aku datang dengan maksud supaya domba-domba itu mempunyai hidup, dan mempunyainya berlimpah-limpah. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik menyerahkan nyawanya bagi domba-dombanya.” (Yahya 10:10b-11)

9. Isa Al-Masih berkata, “Aku memberikan hidup kekal kepada mereka dan mereka tidak akan binasa sampai selama-lamanya. Selain itu, tak seorang pun akan merebut mereka dari tangan-Ku.” (Yahya 10:28)

10. Isa Al-Masih berkata, “Siapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup sekalipun sudah mati.” (Yahya 11:25)

11. Isa Al-Masih berkata, “Ya Bapa, saat yang ditentukan sudah tiba. Muliakanlah Anak-Mu ini supaya Anak-Mu juga memuliakan Engkau. Engkau sudah memberi wewenang kepada-Nya atas seluruh umat manusia, dan Ia pun memberikan hidup kekal kepada semua orang yang telah Engkau serahkan kepada-Nya.” (Yahya 17:1-2)

12. Isa Al-Masih berkata, “Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau sebagai satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Isa Al Masih yang telah Engkau utus.” (Yahya 17:3)

13. Isa Al-Masih berkata, “Bukankah untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya, Al Masih harus terlebih dahulu mengalami semua penderitaan itu? Kemudian Ia menjelaskan kepada mereka, semua yang telah tertulis di dalam Kitab Suci mengenai diri-Nya, mulai dari kitab-kitab yang disampaikan melalui Nabi Musa sampai kepada kitab-kitab yang disampaikan melalui nabi-nabi lainnya.” (Lukas 24:26-27)

14. Isa Al-Masih berkata, “Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada orang-orang di daerah-daerah lain juga, karena untuk itulah Aku diutus oleh Allah.” (Lukas 4:43)

15. Isa Al-Masih berkata, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu supaya kamu percaya kepada Dia yang diutus oleh-Nya.” (Yahya 6:29)

16. Isa Al-Masih berkata, “Karena roti yang berasal dari Allah adalah Dia yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia. Akulah roti hidup itu.” (Yahya 6:33,35)

17. Isa Al-Masih berkata, “Tetapi siapa meminum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan merasa dahaga lagi sampai selama-lamanya. Air yang akan Kuberikan itu akan menjadi mata air di dalam dirinya yang terus-menerus memancar sampai hidup yang kekal.” (Yahya 4:14)

18. Isa Al-Masih berkata, “Sama seperti Sang Bapa membangkitkan orang-orang mati serta menghidupkannya, begitu jugalah Sang Anak Ia menghidupkan siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (Yahya 5:21)

Perumpamaan Isa Al-Masih

Banyak perumpamaan Isa Al-Masih yang menggambarkan dengan jelas bahwa keselamatan tidak bisa diperoleh melalui menaati Hukum Taurat saja atau berdasarkan pahala:

1. Perumpamaan tentang Hamba yang tidak memberi pengampunan (Matius 18:21-35)2. Para Buruh di kebun anggur (Matius 20:1-16)3. Perumpamaan tentang Pesta Pernikahan (Matius 22:1-10)

4. Perumpamaan tentang Anak yang Hilang (Lukas 15:11-32)

Isa Al-Masih berulang kali menubuatka penderitaan-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya (Mat 17:22, Mrk 9:31, Mt 20:17, Mt 17:9) dan itu menunjukkan betapa pentingnya kejadian itu dalam pelayanan-Nya. Tidak ada tempat di sini untuk mengetik semua pernyataan Isa Al-Masih yang menunjukkan keselamatan melalui Dia saja.

Kesaksian Murid Isa Al-Masih

Akhirnya, kami memiliki kesaksian kedua belas murid Isa Al-Masih yang menyerap ajaran-Nya selama tiga tahun:

1. Petrus berkata, “Kamu masing-masing harus bertobat dan dipermandikan dalam nama Isa Al Masih supaya dosa-dosamu diampuni Allah. Maka Allah akan mengaruniakan kepadamu Ruh-Nya.” (Kisah Para Rasul 2:38, hanya beberapa hari setelah kenaikan Isa Al-Masih)2. Petrus berkata, “Tidak ada keselamatan melalui seorang lain pun, karena di kolong langit ini tidak ada satu nama lain pun yang diberikan kepada manusia sehingga melalui nama itu kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12, hanya beberapa hari setelah kenaikan Isa Al-Masih)3. Petrus berkata, “kamu telah ditebus… dengan darah Kristus, darah Anak Domba Allah yang tidak bercela dan tidak bercacat.” (1 Petrus 1:18-19)

4. Petrus berkata, “Ia sendiri telah menanggung dosa-dosa kita pada tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita mati terhadap dosa dan hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah disembuhkan.” (1 Petrus 2:24) Seperti Petrus juga mengatakan, “Kami sudah memberitahukan kepadamu mengenai kuasa dan kedatangan Isa Al-Masih, Junjungan kita Yang Ilahi itu. Semua itu bukanlah dongeng yang dibuat oleh kecerdikan manusia, karena kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.” (2 Petrus 1:16)

5. Yakobus mengatakan, “Karena siapa berpegang pada seluruh hukum yang terdapat dalam Kitab Suci tetapi gagal melakukan salah satu di antaranya, ia bersalah terhadap semuanya.” (Yakobus 2:10)

6. Yahya berkata, “bagi kita ada seorang Penolong di hadirat Sang Bapa, yaitu Isa Al-Masih, Yang Benar. Dialah kurban perdamaian bagi dosa-dosa kita, dan bukan bagi dosa-dosa kita saja, melainkan juga bagi dosa-dosa seisi dunia ini.” (1 Yahya 2:1,2)

Peringatan atas Pengabaikan Keselamatan dan Perkataan Isa Al-Masih:

Isa Al-Masih menuntut tanggapan dari semua orang. Percaya kepada Isa Al-Masih berarti bukan hanya memanggil-Nya nabi tapi menerima pengakuan yang Dia nyatakan tentang diri-Nya sendiri, mungkin saja Anda percaya kepada Isa Al-Masih palsu. Anda tidak bisa “percaya” kepada seseorang dan menyangkal pengajarannya. Karena Isa Al-Masih telah mengklaim diri-Nya sebagai ‘Juruselamat yang Diurapi’ yang dinubuatkan, ada bahaya abadi jika menyangkal pengakuan-Nya:

1. Isa Al-Masih berkata, “jika kamu tidak percaya bahwa Aku adalah Dia, maka kamu akan mati dalam dosamu.” (Yahya 8:24)2. Isa Al-Masih berkata, “Orang yang menolak Aku dan tidak menerima perkataan-Ku sudah ada hakimnya. Perkataan yang telah Kusampaikan itulah yang akan menghakiminya pada hari kiamat.” (Yahya 12:48)3. Isa Al-Masih berkata, “Jika Aku mengatakan kebenaran, mengapa kamu tidak percaya kepada-Ku? Siapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah. Kamu tidak mendengarkannya karena kamu tidak berasal dari Allah.” (Yahya 8:46,47)

4. Isa Al-Masih berkata, “orang yang menolak Aku menolak Dia yang mengutus Aku.” (Lukas 10:16)

5. Isa Al-Masih berkata, “Aku berkata kepadamu, siapa mengakui Aku di hadapan manusia, maka Anak Manusia pun akan mengakuinya di hadapan malaikat-malaikat Allah. Tetapi orang yang menyangkal Aku di hadapan manusia, maka Anak Manusia pun akan menyangkalnya di hadapan malaikat-malaikat Allah.” (Lukas 12:8-9)


Artikel Terkait:

Apakah Isa Al-Masih Mengajar Standar Yang Kontradiktif Tentang Keselamatan?

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Isian wajib ditandai *